Friday, October 14, 2005

Gurindam XII

Gurindam

Gurindam biasanya terjadi dari sebuah kalimat majemuk, yang dibagi jadi dua baris yang bersajak. Tiap-tiap baris itu sebuah kalimat dan perhubungan antara kedua kalimat itu biasanya perhubungan antara anak kalimat dengan induk kalimat. Jumlah suku tiap-tiap baris tiada ditentukan, demikian juga iramanya tiada tetap. Maksud gurindam ialah dengan pendek mengatakan sesuatu benar kepada pepatah atau peribahasa.


Raja Ali Haji yang mengarangkan gurindam , menerangkan tentang guridam sebagai berikut: "adapun arti gurindam itu, yaitu perkataan yang bersajak pada akhir pasangannya, tetapi sempurna perkataannya dengan satu pasangannya sahaja, jadilah seperti sajak yang pertama itu syarat dan sajak yang kedua itu jadi seperti jawab."

Dalam surat Raja Ali Haji kepada Roorda van Eijsinga tanggal 2 Juli 1846 ada tertulis; "Syahdan suatupun tiada cendera mata kepada sahabat kita, ha-nyalah satu surat Hikayat Sultan Abdul Muluk yang sudah kita sendiri nazamkan dengan bahasa Melayu Johor yang terpakai pada masa ini." Jadi menurut surat ini terang Raja Ali Haji sendiri yang mengarang syair Abdul Muluk ini. Tetapi menurut keterangan H. von de Wall, bukanlah Raja Ali Haji yang mengarang syair itu, tetapi saudaranya yang perempuan, yang bernarna Saleha. Adapun Raja Ali Haji itu saudara sepupu Raja Ali yang menjadi raja muda Riau dari tahun 1 844 hingga tahun 1 857.

Puisi Lama
Sutan Takdir Alisyahbana, 1996

INILAH GURINDAM DUABELAS NAMANYA

Segala puji bagi Tuhan seru sekalian alam serta shalawatnya Nabi yang akhirul jaman serta keluarganya dan sahabatnya sekalian adanya. Amma ba'du daripada itu maka tatkala sampailah Hijratun Nabi 1263 Sanah kepada dua puluh tiga hari bulan Rajab hari Selasa mana telah ta'ali kepada kita yaitu Raja Ali Haji mengarang satu gurindam cara Melayu yaitu yang boleh juga jadi diambil faedah sedikit-sedikit daripada perkataannya itu pada orang yang ada menaruh akal maka adalah banyaknya gurindam itu hanya duabelas pasal di dalamnya.

Syahdan

Adalah beda antara gurindam dengan syair itu aku nyatakan pula bermula arti syair Melayu itu perkataan yang bersajak yang serupa dua berpasang pada akhirnya dan tiada berkehendak pada sempurna perkataan pada satu-satu pasangnya bersalahan dengan gurindam. Adapun arti gurindam itu yaitu perkataan yang bersajak juga pada akhir pasangannya tetapi sempurna perkataannya dengan satu pasangannya sahaja jadilah seperti sajak yang pertama itu syarat dan sajak yang kedua itu jadi seperti jawab.

Bermula inilah rupanya syair.

Dengarkan tuan suatu rencana
Mengarang di dalam gundah gulana
Barangkali gurindam kurang kena
Tuan betulkan dengan sempurna

Inilah arti gurindam yang di bawah syatar ini

Persamaan yang indah-indah
Yaitu ilmu yang memberi faedah
Aku hendak bertutur
Akan gurindam yang beratur


INI GURINDAAM PASAL YANG PERTAMA

Barang siapa tiada memegang agama
Segala-gala tiada boleh dibilang nama

Barang siapa mengenal yang empat
Maka yaitulah orang yang ma'rifat

Barang siapa mengenal Allah
Suruh dan tegaknya tiada ia menyalah

Barang siapa mengenal diri
Maka telah mengenal akan Tuhan yang bahri

Barang siapa mengenal dunia
Tahulah ia barang yang terpedaya

Barang siapa mengenal akhirat
Tahulah ia dunia mudharat


INI GURINDAM PASAL YANG KEDUA

Barang siapa mengenal yang tersebut
Tahulah ia makna takut

Barang siapa meninggalkan sembahyang
Seperti rumah tiada bertiang

Barang siapa meninggalkan puasa
Tidaklah mendapat dua termasa

Barang siapa meninggalkan zakat
Tiadalah hartanya beroleh berkat

Barang siapa meninggalkan haji
Tiadalah ia menyempurnakan janji


INI GURINDAM PASAL YANG KETIGA

Apabila terpelihara mata
Sedikitlah cita-cita

Apabila terpelihara kuping
Khabar yang jahat tiadalah damping

Apabila terpelihara lidah
Niscaya dapat daripadanya faedah

Bersungguh-sungguh engkau memeliharakan tangan
Daripada segala berat dan ringan

Apabila perut terlalu penuh
Keluarlah fi'il yang tidak senonoh

Anggota tengah hendaklah ingat
Di situlah banyak orang yang hilang semangat

Hendaklah peliharakan kaki
Daripada berjalan yang membawa rugi


INI GURINDAM PASAL YANG KEEMPAT

Hati itu kerajaan di dalam tubuh
Jikalau zalim segala anggota tubuh pun rubuh

Apabila dengki sudah bertanah
Datanglah daripadanya beberapa anak panah

Mengumpat dam memuji hendaklah pikir
Di situlah banyak orang yang tergelincir

Pekerjaan marah jangan dibela
Nanti hilang akal di kepala

Jika sedikitpun berbuat bohong
Boleh diumpamakan mulutnya itu pekung

Tanda orang yang amat celaka
Aib dirinya tiada ia sangka

Bakhil jangan diberi singgah
Itulah perompak yang amat gagah

Barang siapa yang sudah besar
Janganlah kelakuannya membuat kasar

Barang siapa perkataan kotor
Mulutnya itu umpama ketor

Di manakah salah diri
Jika tidak orang lain yang berperi

Pekerjaan takbur jangan direpih
Sebelum mati didapat juga sepih


INI GURINDAM PASAL YANG KELIMA

Jika hendak mengenal orang berbangsa
Lihat kepada budi dan bahasa

Jika hendak mengenal orang yang berbahagia
Sangat memeliharakan yang sia-sia

Jika hendak mengenal orang mulia
Lihatlah kepada kelakuan dia

Jika hendak mengenal orang yang berilmu
Bertanya dan belajar tiadalah jemu

Jika hendak mengenal orang yang berakal
Di dalam dunia mengambil bekal

Jika hendak mengenal orang yang baik perangai
Lihat pada ketika bercampur dengan orang ramai


INI GURINDAM PASAL YANG KEENAM

Cahari olehmu akan sahabat
Yang boleh dijadikan obat

Cahari olehmu akan guru
Yang boleh tahukan tiap seteru

Cahari olehmu akan isteri
Yang boleh menyerahkan diri

Cahari olehmu akan kawan
Pilih segala orang yang setiawan

Cahari olehmu akan abdi
Yang ada baik sedikit budi


INI GURINDAM PASAL YANG KETUJUH

Apabila banyak berkata-kata
Di situlah jalan masuk dusta

Apabila banyak berlebih-lebihan suka
Itu tanda hampirkan duka

Apabila kita kurang siasat
Itulah tanda pekerjaan hendak sesat

Apabila anak tidak dilatih
Jika besar bapanya letih

Apabila banyak mencacat orang
Itulah tanda dirinya kurang

Apabila orang yang banyak tidur
Sia-sia sajalah umur

Apabila mendengar akan kabar
Menerimanya itu hendaklah sabar

Apabila mendengar akan aduan
Membicarakannya itu hendaklah cemburuan

Apabila perkataan yang lemah lembut
Lekaslah segala orang mengikut

Apabila perkataan yang amat kasar
Lekaslah orang sekalian gusar

Apabila pekerjaan yang amat benar
Tidak boleh orang berbuat onar


INI GURINDAM PASAL YANG KEDELAPAN

Barang siapa khianat akan dirinya
Apalagi kepada lainnya

Kepada dirinya ia aniaya
Orang itu jangan engkau percaya

Lidah suka membenarkan dirinya
Daripada yang lain dapat kesalahannya

Daripada memuji diri hendaklah sabar
Biar daripada orang datangnya kabar

Orang yang suka menampakkan jasa
Setengah daripadanya syirik mengaku kuasa

Kejahatan diri disembunyikan
Kebajikan diri diamkan

Ke'aiban orang jangan dibuka
Ke'aiban diri hendaklah sangka


INI GURINDAM PASAL YANG KESEMBILAN

Tahu pekerjaan tak baik tetapi dikerjakan
Bukannya manusia yaitulah syaitan

Kejahatan seorang perempuan tua
Itulah iblis punya penggawa

Kepada segala hamba-hamba raja
Di situlah syaitan tempatnya manja

Kebanyakan orang yang muda-muda
Di situlah syaitan tempat bergoda

Perkumpulan laki-laki dengan perempuan
Di situlah syaitan punya jamuan

Adapun orang tua(h) yang hemat
Syaitan tak suka membuat sahabat

Jika orang muda kuat berguru
Dengan syaitan jadi berseteru


INI GURINDAM PASAL YANG KESEPULUH

Dengan bapa jangan derhaka
Supaya Allah tidak murka

Dengan ibu hendaklah hormat
Supaya badan dapat selamat

Dengan anak janganlah lalai
Supaya boleh naik ke tengah balai

Dengan kawan hendaklah adil
Supaya tangannya jadi kapil


INI GURINDAM PASAL YANG KESEBELAS

Hendaklah berjasa
Kepada yang sebangsa

Hendak jadi kepala
Buang perangai yang cela

Hendaklah memegang amanat
Buanglah khianat

Hendak marah
Dahulukan hujjah

Hendak dimalui
Jangan memalui

Hendak ramai
Murahkan perangai


INI GURINDAM PASAL YANG KEDUABELAS

Raja mufakat dengan menteri
Seperti kebun berpagarkan duri

Betul hati kepada raja
Tanda jadi sebarang kerja

Hukum adil atas rakyat
Tanda raja beroleh inayat

Kasihkan orang yang berilmu
Tanda rahmat atas dirimu

Hormat akan orang yang pandai
Tanda mengenal kasa dan cindai

Ingatkan dirinya mati
Itulah asal berbuat bakti

Akhirat itu terlalu nyata
Kepada hati yang tidak buta


Tamatlah gurindam yang duabelas pasal yaitu karangan kita Raja Ali Haji pada tahun Hijrah Nabi kita seribu dua ratus enam puluh tiga kepada tiga likur hari bulan Rajab Selasa jam pukul lima Negeri Riau Pulau Penyengat