GRAy.Koes Moertiyah. HARUS BERPIJAK PAUGERAN
Putri ke- 25 PB XII, GRAy.Koes Moertijah menyayangkan keluarnya keputusan tiga lembaga keraton yang mengangkat KGPH.Tedjowulan sebagai putra mahkota. "Lembaga itu tidak punya kewenangan apa pun. Bagi kami itu pelecehan budaya leluhurnya sendiri. Bakal kena walat," ujar adik kandung Hangabehi ini. Moertijah sangat keberatan kakak kandungnya dianggap tidak punya kemampuan sebagai calon raja. "Itu penilaian ngawur. Mereka tahu diri sendiri saja tidak, kok. Makanya dalam testamen Sinuhun PB XII itu, semua putra-putri Sinuhun harus nyengkuyung Mas Behi. Yang penting Mas Behi, kan, sehat jasmani dan rohani." Bila mau menilik ke belakang, kata Moertijah, PB X adalah raja yang buta huruf. "Tetapi dia adalah raja yang sangat bijaksana. Beliau mampu melihat yang orang lain tidak tahu. Saat itulah zaman keemasan Keraton Surakarta," kata Moertijah. Penobatan seorang raja, menurut Moertijah, haruslah berpijak pada paugeran atau aturan keraton yang telah menjadi undang-undang, hukum adat di dalam Keraton Surakarta Hadiningrat. "Karena itulah seluruh keluarga besar Keraton Surakarta harus tahu dan menjalankan semua undang-undang tersebut." Bila kemudian tiga lembaga di dalam keraton menobatkan Tedjo, "Ini namanya sudah tidak menganggap bapaknya sendiri. Mereka sudah sembrono pada berdirinya seorang raja. Penobatan mereka itu sudah ketoprakan. Jangan bicara sebagai anak Sinuhun PB XII atau keluarga keraton Surakarta bila tak mau mentaati peraturan." Tiga lembaga itu, kata Moertijah, dibentuk Sinuhun untuk menjalankan perintah raja. "Semua keputusan ada pada raja. Makanya dalam setiap surat selalu ada huruf I.N kependekan darti kata Ingkang Nindakaken (yang menjalankan perintah). Sayangnya kemudian dirusak oleh mereka-mereka yang kebetulan putra dalem." Lantas apa solusi untuk mengatasi kemelut keraton? Saya sudah bosan cari solusi. Kami selalu dipermainkan. Contohnya, menjelang hari H Selasa (31/8) kemarin, katanya Gusti Tedjo mau masuk keraton untuk melakukan laku spiritual. Ditunggu sampai pagi enggak datang." Soal penutupan pintu Brojonolo, pintu utama keraton menjelang penobatan Tedjo, yang dilakukann pihaknya, Moertijah berdalih sedang ada perbaikan. "Sebelum menutup, kami sudah melakukan koordinasi dengan Pak Lurah setempat. Jadi, kalau mereka tidak tahu, ya aneh." Moertijah berharap masyarakat tidak bingung terhadap ontran-ontran di keraton."Enggak perlu bingung. Saya juga mengimbau pada saudara-saudara saya untuk berintrospeksi lagi. Kalau perlu mereka harus belajar lagi soal budaya keraton."
Dijumpai di Jakarta, pengusaha jamu dan kosmetika, secara tegas mendukung KGPH.Tedjowulan sebagai PB XIII. "Tapi saya tidak sendiri. Tidak kuat. Banyak sesepuh keraton dan kerabat lain di Jakarta yang mendukung Gusti Tedjo. Sayangnya, para kerabat keraton itu tak berani bersuara. Sebab kalau bersuara, gelar dan jabatannya akan dicabut," lanjut cucu PB X itu. Kendati mendukung penuh, Moorjati menolak bila dikatakan sebagai sponsor utama. "Tidak ada uang perusahaan saya yang keluar untuk jumenengan Gusti Tedjo sebagai raja. Memang kami keluar uang, tetapi itu sumbangan para donatur dan kerabat yang mendukung Gusti Tedjo." Perihal kediamannya di Solo ketempatan untuk penobatan Tedjo sebagai putra mahkota, Mooryati menegaskan, "Saat itu seluruh pintu akses menuju keraton ditutup. Tak ada seorang pun dari kami, bahkan warga di sekitar beteng kraton yang bisa keluar dan masuk." Mooryati mengungkapkan, meski tidak dinobatkan di dalam keraton, Tedjo tetap sah menjadi PB XIII. "Contohnya, PB I dan PB II dinobatkan di Semarang gara-gara pemberontakan di keraton," ujar Mooryati menambahkan. Kerabat keraton yang tinggal di Solo dan Jakarta banyak yang mendukung Tedjo. "Kami menginginkan keraton sebagai aset budaya nasional, terselamatkan dengan baik. Soal kewenangan tiga lembaga seperti yang digugat Moertijah, Mooryati berpendapat, "Jangan melihat apakah tiga lembaga itu punya hak mengangkat putra mahkota atau tidak. Lembaga itu mewakili para kerabat dan abdi dalem yang akan dipimpin raja."
" TIDAK SELALU PUTRA TERTUA"
ikut menghadiri penobatan KGPH.Tedjowulan menjadi putra mahkota. Apa pendapat Poppy tentang penobatan itu? "Gusti Tedjo diangkat sebagai putra mahkota karena beliau mampu mengambil sikap tegas atas kemelut di keraton." Poppy mengingatkan, Tedjo dinobatkan sebagai putra mahkota oleh tiga lembaga inti di keraton. Bukan sebagai raja. "Setelah jadi putra mahkota, beliau melantik diri sendiri sebagai PB XIII," ujar Poppy yang berpendapat putra lelaki tertua tidak otomatis menggantikan raja. "Menurut sejarahnya tidak seperti itu. Sinuhun PB XII itu putra kedua. Sri Sultan HB X juga bukan putra tertua. Beliau jadi raja atas dasar kesepakatan. Nah, Gusti Tedjo itu dipilih atas dasar kesepakatan." Menurut Poppy, Tedjo diharapkan banyak orang untuk mengatasi kemelut. Yang dimaksud Poppy dengan "banyak orang" adalah para abdi dalem bela raos (anak cucu para abdi dalem, Red), dan masyarakat. "Juga sentono dalem seperti saya dan ibu Moorjati Sudibyo, cucu PB X yang sudah lama tinggal lama di Jakarta." Alasan Poppy memberi dukungan pada Tedjo agar keraton jadi sumber dari kebudayaan Jawa. "Tentu saja kami ingin memiliki pemimpin yang kharismatik. Raja juga harus berwawasan global dan harus mampu berkomunikasi dengan logika yang jernih. Nah, dari semua figur di keraton, saya hanya melihat Gusti Tedjo yang mampu. Saya orang moderen hanya melihat segala sesuatunya secara profesional." Tentang rencana penobatan KGPH.Hangabehi yang berdasar naluri, Poppy memandang penobatan KGPH.Tedjo juga memiliki naluri. "Mungkin kita harus melihat track record-nya, pendidikannya, masalah sosialnya. Itu penting sekali sebagai modal jadi Sinuhun. Sebagai kepala klan pusat kebudayaan Jawa di Solo, kelak akan berhubungan dengan Presiden, menteri dan rakyat."
3 comments:
The first person is a daughter of Susuhunan Paku Buwono XII and tells,why her brother Prince Hangabehi(she chooses his side)is the eligible person to be Susuhunan Paku Buwono XIII.
The 2nd person is a granddaughter of the(according to some persons the last real Emperor of Surakarta)pre-war Susuhunan Paku Buwono X(1893-1939)at whose house(she is "Queen" of a big company,which makes cosmetics after the Imperial traditions of her dynasty:Mustika Ratu)Prince Tedjowoelan was installed as Rival-Susuhunan Paku Buwono XIII.
The 2nd person is a daughter also of Susuhunan Paku Buwono XII and is on the side of Prince Tedjowoelan.She says for instance,that in the history of Middle-Javanese dynasties not always the oldest son was made the new monarch.
Excuse me.Raden Ayu Poppy Darsono is a descendant of Susuhunan Paku Buwono IX of Surakarta.She is a famous fashion designer in Indonesia,which also fame outside Indonesia.
Susuhunan Paku Buwono IX of Surakarta ruled 1861-1893).
Post a Comment